Minggu, 08 Juli 2007

Kebetulan semangat menulis dan membaca gw lagi jadi satu.
Book review : The Catcher in The Rye.

Buku ini dapat menjadi sangat menarik dan juga menyebalkan untuk beberapa orang. Buku ini bercerita tentang seorang anak remaja (tanggung), bernama "Holden", yang tentunya berasal dari negara paman Sam, dan dilanjuktkan tentang bagaiamana seorang remaja tanggung ini memandang kehidupannya sehari-hari, lengkap dengan intrik-intrik / krisis masa muda. Disini, Holden berusahan mencari jati diri, balance didalam kehidupannya. Dia merasa, dunia sekitarnya ini salah, dan tidak pada tempatnya, dalam arti kata lain : dia di kelilingi oleh segerombolan orang-orang aneh! sampai-sampai dia sendiri tidak bisa menjawab apa yang menarik atau apa yang menyenangkan untuk dirinya.

Diawali dengan keluarnya Holden dari Sekolah (yang menurut cerita, sekolah ternama) karena merasa tidak cocok dengan keadaan, lingkungan dan kurikulum yang diajakarkan. Menurutnya untuk apa berada di sekolah dan belajar hal-hal yang tidak penting, tidak dapat digunakan didalam kehidupan, ditambah lagi harus bertoleransi dengan lingkungan yang sangat bertolak belakang dengan pandangannya. Lalu, dilanjutkan dengan perjalan hidup Holden didalam mengisi waktu luangnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke rumah - walalupun akan kena damprat oleh sang ortu! Sembari mengisi waktu luang, Holden mencoba untuk hidup seperti orang dewasa, hidup dengan alkohol, prostitusi, dan pembicaraan-pembicaraan berat serta pemikiran-pemikiran yang panjang ke depan.

Satu hal yang menurut saya menarik, walaupun Holden memiliki pandangan yang cukup dewasa, jauh kedepan, tetapi semua itu menjadi terkesan lucu dan berantakan karena dilihat dari kacamata dan sebatas pemikiran anak remaja - yang sedang depresi mencari JATI DIRI. Dibalik semua itu, tersirat juga bahwa sebagai seorang remaja/ individual, kita tidak akan pernah terlepas dari our safety zone : keluarga dan rumah. Seberapa berat beban yang harus dihadapai, keluarga dan rumah akan selalu menjadi dasar/ sumber pemikiran, perasaan, hati dan prilaku didalam mengambil langkah setiap keputusan. Memang tidak semua orang berpikiran hal yang sama, ngak semua omongan ortu sesuai, tetapi kakak- adik - saudara, bisa terasa lebih cocok. Mungkinkah hal ini yang menjadi inspirasi Oswald melakukan penembakan JFK ?

Tidak ada komentar: